Bismillahirahmanirrahim. Apa kabar bestie terhebatku? Ibu
profesional kebanggaan keluarga. Harapan saya kita semua masih semangat menyelesaikan
penjelajahan Samudera Amarta. Menyelesaikan misi demi misi menjadi sebuah
tantangan menyelam yang menyenangkan. Misi Ke-Enam tentang karakter moral ibu
profesional. Ada lima karakter moral ibu profesional yaitu :
- Never stop running, the mission alive
- Dont teach me, i love to learn
- I know i can be better
- Always on time
- Sharing is caring
Lima karakter ibu profesional
ini, sebenarnya sudah ada dalam diri kita. Tetapi selama ini mungkin kita
kurang mengoptimalkan karakter ini dalam menjalankan peran kita sebagai ibu dan
istri.
Lupa mengevaluasi karakter moral yang mana yang belum kita asah dan latih dengan baik. Kebanyakan dari kita kadang sibuk memikirkan kekurangan diri, melupakan bahwa kita juga punya kelebihan yang semestinya kita kembangkan.
Mengetahui lima karakter moral ibu profesional membuat saya lebih semangat lagi untuk menggali potensi yang sudah allah berikan kepada diri ini. Rasanya akan terbuang sia-sia jika kita berhenti menggali dan mengenali diri kita sendiri.
Man arafa nafsahu
arafa rabbahu.
ُمَنْ
عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه
“Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh
ia telah mengenal Tuhannya”
Jadi sebelum kita mengenal tuhan kenali diri kita terlebih dahulu semakin kita kenal dengan diri sendiri maka kita pun akan semakin dekat dengan Allah. Semakin kita kenal diri kita, maka kita akan tahu kekurangan dan kelebihan kita.
Sehingga akan mudah memperbaiki
kalau kita sudah menyadari dan mengenal diri kita sendiri.
Kelima karakter moral ibu
profesional, sudah Allah bekali di setiap ciptaan-Nya tinggal bagaimana kita menumbuhkan karakter moral tersebut pada media yang
tepat, memupuk dan memeliharanya sehingga bisa tumbuh baik dan mempunyai nilai
jual tersendiri nantinya. Membuat sebuah perubahan dengan sendirinya tanpa
kita sadari. Perubahan sebuah karakter
yang baik tidak bisa kita ajarkan melainkan kita tularkan. Semua berawal dari
diri sendiri.
Menyelesaikan misi Ke-Enam ini saya
memilih karakter moral i know i can be
better. Ini sangat berhubungan dengan peta belajar saya, saya ingin menjadi ibu
yang bisa mengelola emosi pada anak. Dari selasa kemarin saya melatih untuk
lebih banyak sabar dan mengelola emosi kalau sedang marah dan kesal pada
anak-anak. Saya belajar mengkomunikasikan kemarahan dan kekesalan saya dengan
ngobrol bareng dengan anak-anak.
Ngobrol bareng tidak saya lakukan ketika sedang emosi. Saat emosi saya diam, menahan untuk tidak mengeluarkan kata-kata kasar, istigfar dan minum air putih. Ketika emosi sudah berkurang, saya mulai mengajak mereka bicara. Menjelaskan alasan kenapa saya marah dengan bahasa yang mudah dimengerti. Berusaha mensejajarkan diri dengan mereka saat berbicara. Alhamdulillah suara dan nada tinggi saya sudah mulai turun selama dua hari ini.
Belajar untuk tidak membuat
anak-anak merasa serba salah. Jika kesal saya mengalihkan perhatian saya ke
kegiatan lain atau menghindar dulu.
Jika marah tidak terkontrol saya
berwudhu dan dalam hati mendoakan mereka. Semoga allah lembutkan hati anak-anak
hamba, bisa menerima apa yang saya jelaskan.
Masyaallah ini cukup efektif
sebagai proses awal belajar mengelola emosi. Saya sudah mulai mengenali jenis
emosi yang hadir, marah, kesal, takut, sedih, tidak suka, dan bahagia. Kemudian
penyebab emosi ini hadir. Menurut pengalaman saya emosi marah dan kesal hadir
ketika :
- Rumah berantakan oleh anak-anak
- Pekerjaan rumah dan kantor banyak
- Suami tidak mau membantu menyelesaikan pekerjaan rumah
- Tugas sekolah anak yang belum clear
- Anak-anak main pasir/kotoran
- Suami atau anak tidak sholat tepat waktu
- Anak-anak bicara keras atau melawan
- Anak-anak tidak mau mandi
Setelah tahu
penyebabnya saya belajar menerima semua emosi yang ada kemudian melakukan self
talk dengan pertanyaan mengapa ?
“Mengapa saya marah ?
karena rumah berantakan?.
Mengapa rumah
berantakan? Karena anak-anak habis bermain di rumah dengan teman-temannya.
Mengapa main di rumah
? karena saya tidak membolehkan keluar main kotoran atau pasir.
Mengapa tidak boleh main kotoran ? Karena susah membersihkannya.”
Pertanyaan mengapa
terus saya tanyakan kepada diri saya, sehingga saya menemukan jawaban yang pas
dan bisa membuat saya tidak marah lagi.
Menemukan kata-kata
alhamdulillah anak-anak hanya memberantakin rumah tetapi tidak main keluar di
saat cuaca panas. Kalau mereka main di luar takut demam dan main kotor-kotoran.
Mengkomunikasikan dengan
anak-anak secara baik-baik apa keinginan dan harapan saya kepada mereka.
Biasanya cara saya berkomunikasi adalah dengan mengajak mereka main bareng terlebih dahulu, baru saya masuk sedikit-sedikit tentang alasan kemarahan saya. Kadang-kadang saya ngobrol dengan mereka sebelum mereka tidur.
Karakter moral ke
tiga ini i know i can be better, insyaallah akan saya latih dan praktekkan
setiap hari. Menjalankan peran sebagai ibu dan istri adalah impian setiap perempuan di dunia ini.
Bentuk rasa syukur
saya atas segala nikmat yang allah berikan kepada saya sebagai ibu dan istri
adalah belajar memperbaiki diri dari hari ke hari. Mempersembahkan versi terbaik
saya di setiap peran yang saya lakoni.
Latihannya dengan
mengelola emosi dengan cara :
1.
Mengenali jenis emosi
yang hadir
2.
Self talk mengapa
emosi itu hadir
3.
Menerima emosi
4.
Mengkomunikasi emosi
dengan bijak
5.
Mengajak anak-anak
ngobrol bareng
6.
Mengajak anak-anak
main bareng sebelum berkomunikasi
7.
Membuat jurnal syukur tentang anak dan suami setiap hari
Sekian dulu tulisan saya tentang misi ke-enam ini. Semoga bermanfaat dan selamat berpraktek. Ilmu tanpa praktek itu mustahil akan membuat perubahan pada diri kita. Indikator perubahan diri itu tidak bisa kita tentukan sendiri tetapi dirasakan oleh orang-orang disekitar kita, selamat berproses. i know i can be better (WS).
Lengkap dan jelas sekali isi blog nya kak..
BalasHapusTerima kasih mba semoga bermanfaat
Hapustuntas, sudah masuk pula ke.sharing is caring iniii
BalasHapusGa juga mba.. Masih belajar sharing tipis tipis
HapusWahh ini sebenernya bisa diterapkan dalam segalam aspek emosi, enggan cuma mengatasi emosi terhadap anak, tetapi bisa terhadap orang lain. Mantap Kak Win, ini sangat membantu aku yang masih butuh mengelola emosi.
BalasHapusSama sama mba semoga bermanfaat..
Hapussetuju banget sama poin Sharing is caring :D semoga kita bisa saling memberi dan mendukung ya kak
BalasHapus